NASYIAH JAKSEL

NASYIATUL AISYIYAH JAKSEL merupakan sebutan bagi Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah Jakarta Selatan periode 2004-2008. Ketua Umum : Isti Nurrohmah, S.Pd. Sekretaris Umum : Dini Wahdiyati R.S.Sos. Bendahara : Iis Balqis, SE. Alamat sekretariat : Jl. Tebet Timur Raya No. 565, Jakarta Selatan

Tuesday, April 06, 2010

पेलान्तिकन पेंगुरुस पड़ना जक्सेल पेरिओदे २००८-2012





Pelantikan Pengurus PDNA Jaksel periode 2008-2012
Tanggal 2 April 2010 di Aula SMA Muh 5 Tebet Timur

Thursday, June 14, 2007

foto kegiatan anti trafiking

Wednesday, April 11, 2007

foto-foto


foto-foto
Ini adalah foto teman-teman pdna jaksel setelah acara musyda bulan Mei di kampus UHAMKA Jl. Limau II, Kebayoran Baru.

PIMPINAN DAERAH NASYIATUL AISYIYAH JAKSEL

 

Monday, March 27, 2006

SOSIALISASI ISU ANTI TRAFFICKING

Pada hari Sabtu, 24 Maret 2006, di Kantor Pusat PP Muhammadiyah, Menteng Raya 62 Jakarta telah diadakan kegiatan Sosialisasi Isu Anti Trafficking dengan mengundang Pimpinan Daerah Nasiatul Aisyiyah Se Jabotabek. Acara ini diselenggarakan oleh Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah.

Utusan dari Jakarta Selatan yang menghadiri acara tersebut adalah Sdri. Fera dan Ratih. Untuk berita selengkapnya kita tunggu kabar dari mereka berdua ya.......

(IN)

Friday, January 13, 2006

PERKADERAN MELATI TUNAS DAN DARUL ARQAM

Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Jakarta Selatan dan Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah akan mengadakan perkaderan bersama dengan nama PERKADERAN MELATI TUNAS DAN DARUL ARQAM. Acara akan berlangsung pada hari Minggu s.d. Selasa 29 s.d. 31 Januari 2006. Tempat pelaksanaan di Perguruan Muhammadiyah Tebet Barat, Jl. Raya Tebet Barat XI, Jakarta Selatan.
Acara akan diikuti oleh kader-kader Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiatul AIsyiyah dari 13 cabang yang ada di Jakarta Selatan, masing-masing 3 orang per cabang. Ke 13 Cabang itu antara lain : Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Jagakarsa, Tebet Barat, Tebet Timur, Setia Budi, Bukit Duri, Kebon Baru, Pasar Minggu.
Panitia memberi kesempatan kepada kader-kader muda muhammadiyah untuk bergabung dalam acara perkaderan ini. (in)

Monday, December 19, 2005

PERKADERAN BERSAMA PDPM DAN PDNA JAKSEL

Pada Hari Jum'at 13 Desember 2005 s.d. 15 Desember 2005 Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah dan Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah Jakarta Selatan Insya Allah akan mengadakan Perkaderan Bersama.
Acara Insya Allah akan berlangsung di Perguruan Muhammadiyah Limau, Jakarta Selatan.
Insya Allah acara tersebut akan diikuti oleh 100 orang yang terdiri dari kader-kader Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiatul Aisyiyah.
Diharapkan dengan adanya perkaderan ini akan menghasilkan kader-kader baru untuk regenerasi kepemimpinan.

Saturday, August 13, 2005

MENELUSURI KEADILAN TUHAN (BULETTIN NASYIAH AGUSTUS 2005)

Menelusuri Keadilan Tuhan

Oleh : Ust. H. Zuhdi Zaini, M.Ag.

Hari kamis itu, penyakit Nabi Muhammad Saw semakin parah. Namun ia adalah manusia suci yang memahami benar semua yang dialaminya. Dalam kondisi itu, Fatimah putrinya tercinta mendatangi beliau. Walaupun dalam keadaan sakit Rasulallah menyambut kedatangan buah hatinya dan Fatimah pun memegang dan menciup tangan mulia Rasulallah Saw. Saat itu Rasulallah memanggil Fatimah dan membisikkan sesuatu ke telinga putrinya. Mendengar bisikan itu ia pun menangis, namun tak beberapa lama, Rasulallah membisikkan lagi, kemudian Fatimah tersenyum. Aisyah, isteri Nabi Muhammad Saw bertanya kepada Fatimah, mengapa engkau menangis lalu tersenyum ? Fatimah menjawab: Pertama, ayahku membisikkan ditelingaku dan memberitahu bahwa beliau akan pulang keharibaan Allah Saw, aku pun menangis. Tak lama kemudian beliau membisikkan lagi dan memberitahu bahwa keluarganya yang pertama kali menyusul beliau adalah aku, dan aku pun tersenyum.
Di hari kamis itu, Rasulallah meminta kertas dan pena sambil berkata: Ambilkanlah untukku kertas dan pena aku akan menulis sesuatu untuk kalian agar kalian tidak tersesat. Umar membantah, tidak mau memberikan kertas dan pena, walaupun ia tahu yang memerintahkannya itu utusan Allah yang wajib ditaati. Bahkan ia berkata: cukup bagi kita kitabullah. Sesungguhnya Rasulallah sedang kalap dengan penyakitnya. Mendengar perkataan Umar, sahabat yang lain ada yang membantahnya, akhirnya terjadilah kegaduhan dihadapan Nabi Muhammad Saw, antara yang hendak memberi dan Umar yang melarangnya. Dalam kondisi itu Nabi bersabda: keluarlah kalian dari sini, tidak pantas dihadapanku kalian berlaku demikian.
Rasulallah Saw yang sejak awal mendakwahkan Islam, membimbing akhlak umat dan mengajarkan semua wahyu yang diturunkannya. Namun saat genting yakni ketika kematian menghampirinya, orang dekatnya seperti Umar membantah perintahnya. Padahal Allah berfirman: Siapa yang taat kepada Rasul berarti ia taat kepada Allah dan siapa yang membantah dan berpaling, maka tidak kami utus engkau sebagai pemelihara mereka [Qs al Nisa/4:80], Dalam ayat lain Allah berfirman: Hai orang-orang yang beriman taatlah kepada Allah, taatlah kepada Rasul dan pemimpin diantaramu. Dan jika terjadi perselisihan tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul-Nya. [QS. al Nisa/4:59]. Lalu apakah dengan pembantahan Umar berarti dakwah Nabi gagal ?. Dilihat dari prilaku Umar, Nabi mungkin dapat dikatakan gagal membimbing umat, tetapi menilai dakwah Nabi tidak dapat diukur hanya dengan prilaku Umar.
Jauh sebelum Islam menguasai Jazirah Arab, Nabi di Khodir Khum sudah mengingatkan bahwa pengganti dan penerus sesudahnya adalah Ali Ibn Abi Thalib. Semua jama'ah pada waktu itu menurut dan taat kepada Nabi Muhammad Saw dan berbaiat kepada Ali termasuk Abu Bakar dan Umar. Rasulallah Saw bersabda: Siapa yang menjadikan aku sebagai walinya atau pemimpinnya, maka inilah Ali pemimpin sesudahku. Namun putra Abu Thalib ini mengalami nasib yang tidak terlalu berbeda dengan yang dialami oleh Nabi Muhammad Saw. Saat Rasulallah Saw meninggal dunia, mayoritas umat meninggalkan rumah Nabi. Mereka berkumpul di Saqifah Bani Saidah bermusyawarah dan menunjuk Abu Bakar sebagai pengganti Rasulallah Saw dan melupakan baiat mereka di Khodir Khom. Ali tidak membaiat Abu Bakar sebagai khalifah, karena bertentangan dengan wasiat Rasulallah Saw, demikain juga Fatimah al Zahra. Rasulallah Saw bersabda: Siapa yang tidak mengenal imam zamannya, maka matinya bagai mati jahiliyah. Imam zaman sesudah Rasulallah adalah Ali ibn Abi Thalib berdasarkan nas-nas yang mutawatir. Oleh karena itu hingga wafatnya, yakni kurang lebih 6 bulan sesudah meninggalnya Rasulllah, Fatimah tidak berbaiat kepada Abu Bakar. Karena ia tahu imam zamannya adalah Ali ibn Abi Thalib. Putra Ka'bah, Ali ibn Abi Thalib dengan kecerdasannya yang gemilang dan sangat jenius disingkirkan dan keluarganya ditindas. Ali ibn Abi Thalib ia adalah Imam sekalipun tidak menjadi khalifah sesudah Nabi. Kepemimpinan Ali sesudah Rasulallah Saw tidak perlu mendapat restu dari masyarakat, karena yang memilihnya bukan rakyat melainkan Allah Swt. Imam pertama setelah mengalami goncangan dan cobaan bahkan fitnah, akhirnya meninggal dunia sebagai seorang syahid di Masjid saat mendirikan shalat subuh. Berita wafatnya Amirul Mukminin, Ali ibn Abi Thalib tersebar keseluruh penjuru negeri Islam, hingga tidak sedikit masyarakat yang heran, mengapa Ali ibn Abi Thalib meninggal di Masjid, bukankah menurut berita yang didengar dari penguasa bahwa Ali adalah orang kafir ? Pemutarbalikkan fakta dan kebenaran dilakukan oleh musuh-musuh Islam, hingga keluarga Nabi Muhammad Saw dikesankan sebagai orang yang tidak taat kepada khalifah sedangkan para penentang Islam, menghancurkan, menindas dan membunuh keluarga Nabi atas nama Islam. Apakah Ali ibn Abi Thalib gagal dalam melanjutkan risalah kenabian ? Mungkin gagal, tetapi syahidnya Imam Ali di Masjid bukan tanda kegagalan dakwahnya.
Seorang ibu melahirkan anaknya, buah hati belahan jiwa, disusui, dididik, dibesarkan dan dipelihara. Saat sang anak dewasa, ia membangkang dan durhaka kepada ibunya yang telah mengorbankan seluruh hidupnya untuk anak tercinta. Ibunda tidak kecewa apalagi marah, ia hanya berkata: Allah telah memerintahkan kepada manusia agar mengabdi kepada-Nya dan tidak mensekutukannya serta berbakti kepada kedua orang tuanya. Apabila engkau tidak berbakti kepadaku, itu bukan salahku. Aku telah membimbingmu dengan nasehat agama, ayat-ayat suci dan hadits mulia, namun hatimu lebih keras dari batu. Maka bukan aku yang engkau khianati, tetapi Allah yang maha pemberi. Demikian kata akhir sang ibu kepada anaknya. Apakah ibunda gagal mendidik anaknya ? mungkin iya, tetapi kegagalan seorang ibu tidak dapat hanya dilihat dari durhakanya seorang anak.
Seorang anak muda sedang minum-minuman keras di tempat gelap di pinggir jalan. Seorang guru ngaji melihatnya. Sang guru diam tidak berkata dan dengan tenang ia melanjutkan perjalanannya. Esok pagi buta, sepulang dari masjid, guru ngaji mendatangi rumah anak muda yang dilihatnya semalam dan berdialog dengan ayah sang pemuda. Setelah ngobrol tentang hidup, guru ngaji berkata kepada ayah pemuda tadi: Kalau bapak izinkan, anak bapak saya akan ajak ke rumah saya belajar ngaji setiap hari. Sang ayah senang luar biasa, tawaran mulia datang di waktu pagi. Sambil menatap wajah sang guru ngaji, ayah pemuda ini teringat ungkapan khatib Jum'at yang lalu bahwa apabila Allah hendak memberi petunjuk kepada seseorang, maka tidak akan yang sanggup menyesatkannya dan siapa yang disesatkan tak seorangpun mampu memberi hidayah kepadanya. Sang ayah memanggutkan kepala sebagai isyarat setuju, tawaran dari guru ngaji. Dengan izin Allah, sang pemabuk tobat dan belajar mengaji. Guru ngaji senang dan lebih senang lagi sang ayah. Namun, setelah beberapa tahun kemudian, setelah sang pemabuk menjadi guru ngaji, ia mendatangi guru ngajinya yang membimbingnya menjadi orang baik di mata masyarakat dan berkata: Engkau tidak berilmu dan engkau gagal dalam membangun umat disekitarmu. Sang guru tidak marah apalagi berlaku kasar. Dengan nada rendah ia berkata: kalau saya gagal, sekarang kamu pemabuk atau guru ngaji ? Sang murid diam dan pulang ke rumahnya, dengan terus menanamkan kebencian masyarakat kepada guru ngajinya. Apakah guru ngaji ini gagal, jawabnya mungkin, tetapi kegagalannya tidak dapat hanya diukur dengan kekurangajaran seorang murid.
Sejarah hidup kita berbeda, ada yang sukses secara materi ada pula yang kekurangan. Ada yang berhasil dalam kariernya, ada pula yang pengangguran, namun Tuhan tetap dalam keadilan-Nya. Namun sebagai manusia yang serba terbatas, kadang melihat sesuatu selalu dari sisi zahirnya, hingga kandungan hikmah tidak dapat tertangkap dengan baik. Ada beberapa hal yang dapat menjadi hijab dalam diri manusia dalam mencari hakikat sesuatu.
1. Keterbatasan ilmu pengetahuan dan informasi.
Ilmu itu merupakan cahaya yang dapat menerangi kegelapan. Ilmu itu pembimbing menuju kebenaran dan tanpa ilmu pengetahuan manusia akan tersesat dari tujuannya. Rasulallah Saw siapa yang beramal tanpa dilandasi ilmu, amalnya akan tertolak. Mengapa ? Karena orang yang beramal tanpa ilmu seperti orang yang pergi tanpa mengerti tujuan. Semakin cepat dia pergi semakin jauh dari tujuan yang sebenarnya. Suatu hari, Rasulallah Saw masuk ke masjid dan para jama'ah sedang mengerumuni seorang laki-laki. Lalu Nabi Muhammad bertanya, ada apa ? Salah seorang sahabat menjawab: Ada seorang alim yang mengetahui nasab bangsa arab, mengetahui sejarah bangsa dan serta syair-syair arab dengan baik. Rasulallah Saw bersabda: ilmu itu tidak mencelakakan seseorang bila ia tidak mengetahuinya dan tidak banyak manfaat bagi yang mengetahuinya. Dan ketahuilah, lanjut Rasul, sesungguhnya itu ilmu ada tiga yaitu pertama, ayat muhkamat artinya ilmu yang berkaitan dengan keyakinan seorang muslim Ayat yang menjelaskan tentang ushuluddin atau dasar-dasar agama itu terhampar di alam raya dan tercantum dalam kitabullah. Kedua, faridhat adilah artinya ilmu yang berkaitan dengan prilaku manusia tentang baik dan buruk. Atau disebut dengan ilmu akhlak. Ilmu ini akan membimbing dan menunjukkan manusia kepada kebaikan dan keburukan, kesesatan dan kebenaran, sunnah dan bid'ah dan sebagainya. Ia disebut adil artinya adil yaitu jalan diantara dua jalan ekstrim, ifrat dan tafrit. Dan ketiga sunnah qaimah artinya bimbingan praktis formal, seperti halal dan haram, boleh dan tidak boleh. Pendek kata ilmu ini membimbing manusia dalam hukum praktis yang sering disebut fiqh amaliah. Dengan ketiga ilmu ini, Islam membimbing tiga potensi manusia sekaligus yaitu dengan ayat muhkamat terbimbing akal dan pemikiran menuju kesempurnaan. Sebab dalam wilayah keyakinan atau ushuluddin seseorang tidak boleh bertaklid atau mengikuti pendapat siapapun. Dengan akalnya seseorang harus mengenal Tuhannya hingga mencapai keyakinan, bukan menurut pendapat orang lain. Melalui faridhat adilah, manusia dibimbing hati dan jiwanya menuju pensucian jiwa atau tazkiyat al nafs, karena setiap manusia berpotensi untuk berbuat positif [takwa] dan juga berbuat negative [fujur]. Dengan melakukan riyadhat al nafs atau pengolahan batin manusia akan selamat dari dua sisi ekstrim yaitu ifrat dan tafrit. Melalui sunnah qaimah, amaliah dan perbuatan manusia terbimbing dari prilaku yang melanggar ketentuan hukum, serta mengetahui hak dan kewajiban masing-masing. Pendek kata, melalui tiga ilmu yang disampaikan Nabi Muhammad Saw akan tercapai kesucian akal, kejernihan hati dan kebersihan amal. Orang yang tidak berilmu pengetahuan tidak akan mampu menelusuri kebenaran yang sesungguhnya, karena ia tidak mempunyai alat dan sarana untuk mencapai pintu kebenaran itu.
Suatu hari Nabi Musa as memohon kepada Tuhan agar ditunjukkan sebagian dari keadilan-Nya. Lalu Tuhan memerintahkan kepada Musa agar datang ke sungai yang ada di sebuah sahara. Musa dengan kesungguhannya mendatangi mata air itu. Sesampainya ditempat tujuan, ia menyaksikan seseorang yang sedang membuang hajat di sungai yang jernih itu dan ia lupa dengan perahu yang dibawanya. Beberapa saat kemudian datang anak kecil. Setelah melihat perahu ini, anak itupun mengambilnya dan ia tinggalkan sungai itu dengan cepat. Tak lama sesudah kepergian anak kecil itu, datang pula seorang buta yang berwudhu di sungai yang jernih itu. Setelah laki-laki itu selesai buang hajatnya, dia kehilangan perahunya dan ia hanya melihat si buta yang sedang berwudhu. Karena tidak ada orang lain selain si buta, laki-laki itupun menuduh si buta itulah pencurinya, hingga terjadi perkelahian yang menewaskan si buta. Nabi Musa terheran-heran dan bertanya, ada yang sedang terjadi dihadapannya. Lalu Allah mewahyukan dan menginformasikan bahwa laki-laki itu adalah pencuri perahu milik ayah anak kecil tadi dan hari ini hak anak kecil itu diberikan kembali dengan ditemukannya perahu ayahnya. Ini adalah keadilan pertama, seorang ahli waris mendapatkan warisannya. Keadilan kedua, Allah menginformasikan bahwa terbunuhnya si buta karena pada beberapa waktu yang lalu si buta membunuh ayah laki-laki itu. Dan keadilan ketiga, pencuri kehilangan hasil curiannya, yaitu perahu.
2. Keangkuhan dan kesombongan.
Suatu hari saat Nabi Musa hendak munajat kepada Tuhannya, ia berjumpa dengan iblis. Iblis menyapanya dan berkata: Hai Musa kalau kamu berjumpa dengan Tuhan, tolong tanyakan apakah Allah memerima tobatku apabila aku bertobat. Musa menjawab: InsyaAllah pesanmu akau sampaikan kepada Allah Swt. Setelah Musa setelah bermunajat, ia kembali ke rumahnya. Sebelum berangkat Tuhan bertanya- padahal Dia Maha Tahu- apakah ada pesan yang perlu disampaikan kepada-Ku ? Musa tersadar dan berkata: Ya Allah aku berjumpa dengan Iblis dan dia ingin bertobat kepada-Mu, apakah Engkau menerimanya ?. Allah berfirman: Kalau mau tobat sujudlah kepada kubur Nabi Adam. Setelah berita ini disampaikan kepada Iblis. Dengan marah yang menyala-nyala ia berkata: Ketika Adam masih hidup saja aku tidak rela sujud kepadanya, apalagi kini sudah mati dan aku harus sujud kepada kuburnya ? Aku tidak mau. Iblis tidak jadi tobat.
Mengapa Iblis dilaknat Tuhan, apakah ia tidak percaya adanya Allah ? apakah ia tidak tahu bahwa Allah Maha Pengasih sekaligus Maha Keras Siksanya ? Iblis pasti tahu semua, namun yang menutupi itu semua adalah keangkuhan dan kesombongannya. Ia berkata: Aku lebih baik dari Adam, aku diciptakan dari api sedang dia diciptakan dari tanah. Nabi Saw mengingatkan siapa yang sedikit saja ada kesombongan dalam hatinya, niscaya tidak akan masuk ke surga.
Saat Rasulallah Saw menyampaikan pesan Allah kepada umat bahwa pemimpin sepeninggalnya adalah Ali bn Abi Thalib di Ghadir Khom. Berita ini pun menyebar keseluruh pelosok negeri menjadi buar bibir. Datang menghadap Rasulallah Saw Nukman ibn al Harits al Zuhri berkata: Engkau memerintahkan kepada kami agar mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan engkau adalah Rasulallah, engkau juga memerintahkan kami berjihad, haji, puasa, shalat dan zakat, semua kami terima. Tetapi kemudian mengapa engkau belum juga puasa, hingga engkau mengangkat anak kecil ini [Ali ibn Abi Thalib]sebagai penggantimu dan engkau berkata: Siapa yang menjadikan aku sebagai pemimpinnya, maka inilah Ali pemimpin sesudahku. Apakah ini kemauanmu atau perintah Allah. Nabi Muhammad Saw menjawab: Tidak, Demi Allah yang tidak ada Tuhan kecuali Dia, ini adalah perintah Allah. Namun Nukman tetap angkuh dan sombong lalu berkata: Ya Allah seandainya ini benar dari sisi-Mu, maka turunkanlah kepada kami hujan batu, Lalu Allah pun menurunkan hujan batu diatas kepalanya hingga ia tewas.[tafsir nur al Tsaqalain, jilid5, hal. 411]
Al Qur'an mengingatkan kita bahwa Nabi Muhammad Saw adalah maksum terpelihara dari segala dosa, maksiat dan khilaf. Ia tidak akan berkata kecuali berdasarkan wahyu yang diturunkan kepadanya. Apakah Nukmat tidak tahu ayat ini ? Jawabnya, pasti tahu. Lalu mengapa ia membangkang perintah Rasulallah Saw ? Karena di hatinya tersimpan keangkuhan dan kesombongan.
Ketika Fir'aun dan para pembesarMesir sedang dudukdi istana, Nabi Musa datang ke istana. Sambil melirik ke arah Nabi Musa, Fir'aun berkata: Apakah kamu Musa ? Musa menjawab: Ya Aku adalah Musa, utusan Allah kepada manusia, kedatangan saya ke sini untuk mengajakmu kepada hidayat Tuhan. Fir'aun tertawa terbahak-bahak dan berkata: Apakah ada Tuhan selain aku ? Lalu siapa Tuhanmu ? Ada, Tuhanku adalah Tuhan yang menciptakan langit, bumi, kamu dan bapakmu bahkan semua yang ada ini adalah ciptaan Tuhhanku. Fir'aun pura-pura tidak memahami perkataan orang yagn ada disekitar itu berkata: kalau begitu Negara Mesir yang besar ini punya siapa ? Kalau begitu saya bukan tuhan kalian ?Kalau begitu saya bukan pemberi rizki bagi kalian ? Apakah selain kepada saya, adakah diantara kalian yang membutuhkan tuhan Musa ?
Musa dengan tenang dan sabar berkata: Hai rakyat kalian sesudah hidup di dunia ini pasti akan menuju ke alam akhirat, disana ada kehidupan lain, kehidupan sesudah hari ini. Hendaklah kalian beramal shalih agar kehidupan kalian kelak memperoleh kebahagiaan, selain Tuhan, di dunia ini tidak ada seorang pun yang dapat memberikan kebahagiaan. Semua alam raya ini diciptaka oleh Tuhan dan aku adalah utusan-Nya. Aku datang kepada kalian membawa berita dari Tuhanku Aku datang membawa perintah Tuhan agar kalian semua dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan keselamatan di akhirat.
Dengan kemunkarannya Fir'aun berkata semua rakyatnya: Kwetahuilah oleh kalian bahwa aku adalah Tuhan tertinggi. Namun saat Fir'an diambang kematian terombang-ambing di laut, dalam keadaan syakaratul maut ia berkata: Aku beriman kepada Tuhannya Musa. Inilah satu dari ciptakan Tuhan yang didalam hatinya tersimpan keangkuhan dan kesombongan dan akhirnya harus mengakui ketuhanan Musa disaat pintu tobat sudah tertutup.
3. Cinta dunia.
Suatu hari seorang laki-laki mendatangi Abu Dzar dan bertanya: Hai Abu Dzar mengapa kita membenci kematian ? Abu Dzar menjawab: Karena kamu memakmurkan duniamu dan merobohkan akhiratmu, tentu kamu akan benci pindah dari kondisi yang makmur kepada kondisi yang porak-poranda. Bagaimana pendapatmu kita berjumpa dengan Allah ? tanya laki-laki tadi. Orang yang baik bertemu dengan Allah seperti orang yang hilang kembali ke pangkuan keluarganya sedangkan orang yang berbuat dosa seperti budak yang lari dari tuannya kemudian dikembalikan kepada tuannya. Demikian penjelasan Abu Dzar. Laki-laki itu bertanya lagi:" Bagaimana keadaan kita disisi Allah ? Abu Dzar menjawab: Perhatikanlah amalmu dalam al Kitab. Allah berfirman: Sesunggguhnya orang-orang yang baik tempatnya dalam kenikmatan sedangkan orang-orang yang berbaut dosa tempatnya di neraka Jahanam. Dimana rahmat Tuhan itu ? Tanya laki-laki itu. Sesungguhnya rahmat Allah itu dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.
Dunia itu bagaikan air laut setiap kali diminum, haus semakin bertambah dan berakhir kepada kematian. Suatu hari Nabi Muhammad Saw keluar dalam keadaan duka, lalu malaikat menghampirinya sambil membawa kunci kekayaan bumi dan berkata: Ini adalah kunci kekayaan bumi dan Tuhanmu berfirman: bukalah dan ambillah dari bumi ini apa saja yang engkau kehendaki tanpa sedikitpun akan mengurangi apa yang ada disisi-Ku. Rasulallah bersabda: Dunia adalah rumah bagi mereka yang tidak mempunyai rumah dan disana berkumpul orang-orang yang tidak berakal. Malaikat berkata: Demi Allah yang telah mengutusmu sebagai Nabi dengan kebenaran, sungguh telah aku dengan ungkapan ini dari malaikat yang berkata dilangit ke empat ketika diberikan kepada kunci ini. Imam Ja'far Shadiq berkata: Siapa yang zuhud terhadap dunia, Allah akan tetapkan didalam hatinya hikmah [ilmu] dan ia akan berbicara dengan ilmu itu, serta akan diperlihatkan kepadanya keaiban dunia, penyakit dan obatnya sekaligus dan dia akan keluar dari dunia ini dengan selamat menuju negeri akhirat.
Dalam mensikapi dunia ini manusia terbagi kepada tiga golongan. Pertama, Orang yang zuhud terhadap dunia. Kedua, orang yang sabar. Dan ketiga, orang yang mencari dunia. Orang yang zuhud adalah mereka yang dari dalam hatinya keluar rasa duka dan bahagia, ia tidak senang dengan memperoleh sesuatu di dunia ini dan tidak pula kecewa dan sedih saat sesuatu itu meninggalkan dirinya. Seorang yang zuhud ia akan mencari dan mengejar prestasinya semaksimal mungkin dengan niat karena Allah Swt. Saat ia memperoleh nikmat, baik berupa harta, tahta maupun wanita ia tidak bangga dengan apa yang ada di genggamannya. Namun semuanya itu diwujudkan dalam mencari keridhaan Allah Swt. Artrinya ia tidak menjadi senang dengan kesenangan dunia, namun ia senang apabila apa yang dimilikinya itu dapat dijalankan sesuai dengan bimbingan Allah Swt. Demikian pula sebaliknya, apabila harta, tahta dan wanita yang ada disekelilingnya itu pergi meninggalkannya, ia tidak merasa sedih dan kecewa sedikitpun, karena semua yang dimilikinya merupakan amanat Allah kepada dirinya. Pendek kata ia tidak menjadi angkuh dan sombong saat berpunya dan tidak menjadi sedih dan sengsara bahkan menjadi minder ketika tidak memiliki apa-apa. Orang yang sabar adalah mereka yang hatinya selalu berharap kepada Allah Swt, apabila hatinya cenderung kepada keburukan, ia menahannya dan apabila kebaikan bertambah dalam hatinya, ia semakin tawadhu. Sabar ada tiga bentuk, pertama, sabar saat mendapat musibah, kedua sabar saat menjalankan perintah Allah dan ketiga sabar ketika memperoleh nikmat. Orang yang sabar adalah mereka selalu harapan hatinya tertumpahkan hanya kepada Allah Swt. Saat ia mendapat musibah hatinya sabar dan tersenyum, saat menjalankan perintah Allah, seperti shalat, zakat, puasa, haji dan berbagai ibadah sosial, ia sabar melakukannya dengan penuh kesungguhan dan kerja keras. Demikian pula saat ia memperoleh nikmat ia sabar menjaga hati dan prilakunya agar tidak menjadi lupa diri dan sombong dengan nikmat yang ada ditangannya. Mereka yang sabar selalu mengontrol hati dan jiwanya dari berbagai kecenderungan yang salah dan menahan diri dari prilaku yang tidak diridahi Tuhan. Sedangkan para pencari dunia adalah mereka yang tidak perduli halal dan haram dalam mencari kenikmatan hidupnya. Golongan ketiga ini adalah mereka yang tujuan hidupnya adalah kebahagiaan dunia. Inilah yang Rasulallah Saw katakan, dunia adalah rumah bagi mereka yang tidak mempunyai rumah. Ia mengejar kebahagiaan dunia dan melupakan kebahagiaan akhirat. Membangun singgasana dunia dan merobohkan tempat kembalinya di akhirat.
Dunia yang tercela [al dunya al madzmumah] bukan prestasi, kekayaan dan berbagai materi dunia, tetapi kecenderungan hati terhadap segala sesuatu yang melupakan diri kepada Allah Swt. Semua pekerjaan, prestasi, kekayaan dan sebagainya yang menyebabkan jauh dari Allah disebut dunia yang tercela. Sedangkan semua pekerjaan, prestasi dan harta apa saja yang mengantarkan kepada keridhaan Tuhan disebut amal akhirat.
----------------------- bersambung

Saturday, August 06, 2005

KEGIATAN-KEGIATAN NASYIAH JAKSEL

Friday, August 05, 2005

Kekayaan, Kesuksesan, dan Kasih Sayang

Kekayaan, Kesuksesan, dan Kasih Sayang

17/10/2004


Suatu ketika, ada seorang wanita yang kembali pulang ke rumah, dan ia melihat ada 3 orang pria berjanggut yang duduk di halaman depan. Wanita itu tidak mengenal mereka semua.

Wanita itu berkata: "Aku tidak mengenal Anda, tapi aku yakin Anda semua pasti sedang lapar. Mari masuk ke dalam, aku pasti punya sesuatu untuk mengganjal perut". Pria berjanggut itu lalu balik bertanya, "Apakah suamimu sudah pulang?" Wanita itu menjawab, "Belum, dia sedang keluar". "Oh kalau begitu, kami tak ingin masuk. Kami akan menunggu sampai suamimu kembali", kata pria itu.

Di waktu senja, saat keluarga itu berkumpul, sang isteri menceritakan semua kejadian tadi. Sang suami, awalnya bingung dengan kejadian ini, lalu ia berkata pada istrinya, "Sampaikan pada mereka, aku telah kembali, dan mereka semua boleh masuk untuk menikmati makan malam ini". Wanita itu kemudian keluar dan mengundang mereka untuk masuk ke dalam.

"Maaf, kami semua tak bisa masuk bersama sama", kata pria itu hampir bersamaan. "Lho, kenapa? tanya wanita itu karena merasa heran. Salah seseorang pria itu berkata, "Nama dia Kekayaan," katanya sambil menunjuk seorang pria berjanggut di sebelahnya, "sedangkan yang ini bernama Kesuksesan, sambil memegang bahu pria berjanggut lainnya. Sedangkan aku sendiri bernama Kasih Sayang. Sekarang, coba tanya kepada suamimu, siapa diantara kami yang boleh masuk ke rumahmu."

Wanita itu kembali masuk kedalam, dan memberitahu pesan pria di luar. Suaminya pun merasa heran. "Ohho... menyenangkan sekali. Baiklah, kalau begitu, coba kamu ajak si Kekayaan masuk ke dalam. Aku ingin rumah ini penuh dengan Kekayaan."

Istrinya tak setuju dengan pilihan itu. Ia bertanya, "Sayangku, kenapa kita tak mengundang si Kesuksesan saja? Sebab sepertinya kita perlu dia untuk membantu keberhasilan panen ladang pertanian kita."

Ternyata, anak mereka mendengarkan percakapan itu. Ia pun ikut mengusulkan siapa yang akan masuk ke dalam rumah. "Bukankah lebih baik jika kita mengajak si Kasih Sayang yang masuk ke dalam? Rumah kita ini akan nyaman dan penuh dengan kehangatan Kasih Sayang."

Suami-istri itu setuju dengan pilihan buah hati mereka. "Baiklah, ajak masuk si Kasih Sayang ini ke dalam. Dan malam ini, Si Kasih Sayang menjadi teman santap malam kita." Wanita itu kembali ke luar, dan bertanya kepada 3 pria itu. "Siapa diantara Anda yang bernama Kasih Sayang? Ayo, silahkan masuk, Anda menjadi tamu kita malam ini."

Si Kasih Sayang bangkit, dan berjalan menuju beranda rumah. Ohho.. ternyata, kedua pria berjanggut lainnya pun ikut serta. Karena merasa ganjil, wanita itu bertanya kepada si Kekayaan dan si Kesuksesan. "Aku hanya mengundang si Kasih Sayang yang masuk ke dalam, tapi kenapa kamu ikut juga?" Kedua pria yang ditanya itu menjawab bersamaan. "Kalau Anda mengundang si Kekayaan, atau si Kesuksesan, maka yang lainnya akan tinggal di luar. Namun, karena Anda mengundang si Kasih Sayang, maka kemana pun Kasih Sayang pergi, kami akan ikut selalu bersamanya. Dimana ada Kasih Sayang, maka Kekayaan dan Kesuksesan juga akan ikut serta.

Sebab, ketahuilah, sebenarnya kami berdua ini buta. Dan hanya si Kasih Sayang yang bisa melihat. Hanya dia yang bisa menunjukkan kita pada jalan kebaikan, kepada jalan yang lurus. Maka, kami butuh bimbingannya saat berjalan. Saat kami menjalani hidup ini." (echa) Kotasantri.com

HATI YANG BAIK (Bulletin Nasyiah Jaksel Agustus 2005

Hati Yang Baik

Suatu hari pada musim haji, Abdullah bin Mubarak yang sedang
melaksanakan ibadah haji di tanah suci tertidur di Masjidil Haram. Dalam
tidurnya beliau bermimpi bertemu dengan seorang malaikat yang
memberitahunya bahwa ibadah haji umat Islam tahun itu diterima Allah
hanya karena kebaikan seorang tukang sepatu. Sehabis itu Mubarak
terbangun. Betapa penasarannya beliau dengan mimpi itu dan betapa
penasarannya beliau dengan tukang sepatu yang diceritakan malaikat dalam
mimpinya itu. Apa gerangan yang dilakukan tukang sepatu itu sehingga
menyebabkan ibadah haji seluruh umat Islam tahun itu diterima Allah?

Beliau lalu mencari tahu siapa gerangan tukang sepatu itu dan dimana
tempatnya. Hingga akhirnya beliau berhasil menemui tukang sepatu dan
meminta cerita apa amalan yang dilakukannya sehingga mengantarkan
diterimanya ibadah haji seluurh umat Islam tahun itu? Lalu tukang sepatu
itu pun menceritakan ihwalnya, bahwa dia bersama isterinya selama 30
tahun berencana untuk naik haji. Selama itu tiap hari, minggu dan bulan
dia menabung dan mengumpulkan uang untuk biaya naik haji dari jasa
membuat dan memperbaiki sepatu.

Tahun ini tabungan hajinya bersama isteri sudah cukup dan dia berencana
untuk naik haji. Namun apa yang terjadi?

Suatu hari isterinya mencium bau harum masakan dari tetangganya. Karena
penasaran dengan harum masakan itu isteri tukang sepatu itu memberanikan
diri menghampiri tetangga dengan maksud ingin meminta sedikit masakan
sekedar ignin mencicipinya .

"Wahai tetangga yang baik, hari ini saya mencium harumnya masakanmu,
bolehkah saya mencicipi barang sedikit?" pinta isteri tukang sepatu itu
kepada tetangganya.

"Tuan puteri yang baik, masakan ini tidak halal bagimu", jawab tetangga.

"Mengapa tidak halal?" tanya isteri tukang sepatu itu dengan penasaran.

"Daging yang kami masak adalah bangkai yang kami temukan di jalan. Kami
tidak tega melihat anak-anak kami kelaparan. Kami sudah banting tulang
mencari makanan yang lebih baik, tapi kami tidak menemukannya. Akhirnya
hanya bangkai ini yang kami temukan, lalu kami masak biar anak-anak dan
keluarga kami tidak semakin menderita"

Mendengar cerita itu, isteri tukang sepatu itu sepontan pulang dan
menceritakannya kepada suaminya. Si tukang sepatu tanpa banyak bicara
segera membuka tabungan haji yang dikumpulkannya selama 30 tahun dan
dibawanya ke rumah tetangga. "Wahai tetangga yang baik, ambillah semua
uang ini untuk keperluan makan kamu dan keluargamu, ini lah haji kami",
kata tukang sepatu itu.

Perbuatan mulia tukang sepatu itulah yang dijadikan Allah sebagai
penyebab diterimanya amalan ibadah haji seluruh jamaah haji tahun itu.

****

Kisah di atas, menceritakan betapa hati yang mulia dan baik selalu
mendapatkan tempat yang mulia di mata Allah. Hati yang baik mengantarkan
kepada pemiliknya kepada perbuatan yang baik dan terpuji. Hati yang baik
mendatangkan pahala dan karunia Allah tidak hanya untuk si pemiliknya,
namun juga untuk seluruh umat manusia. Benarlah kata Rasulullah
"Sesungguhnya dalam jasad ada segumpal darah, kalau itu baik, maka
baiklah seluruh anggota tubuh".

Hati yang baik bukanlah sekedar karunia dari Allah yang diberikan kepada
orang-orang tertentu saja, namun hati yang baik juga bisa didapatkan
dengan latihan dan pendidikan. Salah satu cara untuk mendapatkan hati
yang baik adalah dengan senantiasa membuka komunikasi hati dan Allah.
Allah adalah Dzat Yang Maha Baik, maka siapapun yang selalu
berkomunikasi kepdaNya akan mendapatkan pancaran kebaikan. Semoga kita
diberi karunia hati yang baik.


[ www.PesantrenVirtual.com ]
Hak cipta © 1999-2003 PesantrenVirtual.com. Informasi: info@pesantrenvirtual.com

Thursday, August 04, 2005

Surgaku Ada di Rumah

SURGAKU ADA DI RUMAH merupakan buku terjemahan karya DR. AIDH BIN ABDULLAH AL-QARNI

Judul Asli buku ini adalah " baitun Ussisa 'ala at-Taqwa"
diterjemahkan oleh Ahmad Rusydi Wahab, MA dan Abu Faiz, Lc.
Diterbitkan pertama kali oleh : Najma Publishing.
Cetakan pertama Juni 2005.
Buku ini dapat diperoleh di toko toko buku terkemuka di Jakarta. dan juga dapat diperoleh pada :
Sdr. Isti Nurrohmah (PDNA Jakarta Selatan)
Sdr. Ani (PDNA Jakarta Selatan)
dengan harga Rp. 39.000,-


' Surat ini dituliskan untukmu oleh seorang wanita yang disia-siakan. Ia terpaksa harus menghadapi kezaliman dan siksaan dari ayahnya. Emosiku tidak dapat tinggal diam begitu saja. Anggota tubuhku tidak akan rela begitu saja terhadap apa yang menimpaku. Aku merasakan kesedihan yang sangat mendalam. Aku segera meraih pena. Pena itu berisikan tinta darah dan air mata kesedihanku. Seolah ada secercah harapan kekuatan yang mendorongku dari belakang. Jika tidak karena Allah, demi Allah, demi Allah, dan demi Allah Yang Tidak ada Tuhan selain diri-Nya, aku pasti telah merasa putus asa terhadap segala sesuatu, kecuali terhadap rahmat Allah. Rahmat Allah-lah satu-satunya yang menguatkan diriku. Aku yakin, bahkan benar-benar sangat percaya dan yakin seyakin-yakinnya akan rahmat dari Allah. Allah berfirman : " Sesungguhnya rahmat Allah itu amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik".

Aku melihat para suami memukul istri mereka....... Aku bersumpah, tanganku akan patah apabila aku memukul Zainab......"

Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah Jakarta Selatan Periode 2000-2004

Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah Jakarta Selatan
Periode 2000-2004

Ketua : Isti Nurrohmah, S.Pd.
Ketua I : Dra. Tati Rochanawati
Ketua II : Hilmiyati, S.Ag.

Sekretaris : Hj. Fidiana, S.Pd.
Wakil Sekretaris : Sri Lestari, S.Ag.

Bendahara : Rosyada , S.Pd.
Wakil Bendahara : Dra. Suwarni

Departemen Kader: Elvi Sukaesih
Departemen Dakwah : Sri Rochani, S.Ag.
Departemen Ekonomi & Sosial : Rosmayeni
Departemen Sosial Budaya : Dewi Wulan Sari

Monday, July 04, 2005

BULLETIN NASYIAH JAKSEL JULI 2005

Qom. 5 Tir 1384 HS
25 Juni 2005 MS

Untuk: Kerabat dan Sahabat

Pengenalan diri (lanjutan)

Didunia ini secara garis besar hanya ada dua aliran pandangan dunia yaitu pandangan ilahi dan pandangan non Ilahi. Walaupun mungkin latarbelakang kita berbeda namun kita mempunyai kesamaan yang mendasar yaitu kita sama-sama mempunyai keyakinan yang sama tentang agama kita, Islam. Landasan universal agama itu ada tiga. Pertama, keyakinan atau beriman kepada Allah, Kedua, keyakinan terhadap hari pembalasan (ma'ad) dan ketiga, keyakinan kepada pembimbing praktis hidup yaitu Nabi atau para imam.
Pada kesempatan ini, sebagaimana telah saya sampaikan pada surat pertama bahwa cara yang paling sederhana dan termudah dalam mengenal Allah (makriatullah) adalah melalui informasi teks-teks suci atau nasehat para nabi, imam atau ulama. Sayangnya manusia sering lupa dengan nasehat para nabi dan para imam hingga dengan mudah mereka terjerumus kedalam dunia gelap. Satu contoh yang sering dilupakan manusia adalah bahwa Allah Mahapenyayang dan Pemberirizki. Allah tidak pernah sedetikpun tidak mencurahkan rahmat-Nya atau rizki-Nya kepada makhluk-Nya sekalipun kita dengan sengaja atau karena lalai berbuat durhaka kepada-Nya. Rizki dan rahmat Tuhan kepada kita bagaikan matahari yang selalu menyinari setiap saat. Kalau suatu hari udara gelap dan awan kelam, itu bukan berarti matahari tidak ada. Matahari tetap ada namun sinarnya terhalang oleh awan. Demikian pula rizki dan rahmat Tuhan, setiap detik selalu kita nikmati, namun kadang ada halangan dihati kita yang seakan kita rasakan rizki atau rahmat Tuhan jauh dari kita. Na'udzubillah. Bukankah Tuhan berfirman: " Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, pasti kamu tidak sanggup menghitungnya" lalu mengapa kadang manusia merasa kekurangan terhadap nikmat yang tidak sanggup dihitungnya itu ? Jawabnya sederhana: karena manusia tidak tahu nikmat Tuhan yang melimpah itu. Setiap manusia ingin mencapai kesempurnaan, sayangnya setiap kali ada sedikit cobaan atau kekurangan ia merasa kurang sempurna hingga ia lupa dengan nikmat Tuhan yang selalu mengalir kepadanya. Imam Ali berpesan: Ketahuilah sesungguhnya diantara nikmat Tuhan itu adalah keluasan harta dan nikmat yang lebih utama dari keluasan harta adalah kesehatan badan dan nikmat yang lebih utama dari kesehatan badan adalah ketakwaan hati. Tidak sedikit diantara manusia yang berhenti pada nikmat yang pertama yaitu keluasan harta, apabila kurang sedikit dari yang biasa ia terima, maka ia merasa kurang sempurna. Padahal secara jujur dapat dirasakan bahwa nikmat harta tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan kesehatan. Kesehatan ini nikmat Tuhan yang sangat besar. Sekalipun uang dan harta melimpah, kalau badan tidak sehat, maka nikmat harta itu tidak dapat dinikmati. Dan kalau nikmat sehat ini dapat kita jaga, harta dapat kita pelihara, namun apabila hati gelisah, resah, depresi, prustasi, semua tidak akan ada harganya. Subhanallah, ketakwaan adalah nikmat yang terbesar yang dapat menyelamatkan harta dan kesehatan kita.
Setiap mendengar khubah jum'at, khotib selalu berpesan agar jama'ah jum'at meningkatkan ketaqwaanya kepada Allah Swt. Bagaimana caranya agar kita dapat bertaqwa kepada Allah Swt ? Ada beberapa hal yang dapat saya kemukakan. Pertama, mengenal dan tahu dengan baik apakah taqwa itu atau dengan kata lain seseorang yang ingin meraih taqwa harus mempunyai ilmu pengetahuan. Kedua, ada upaya dan kerja keras untuk mencapai tingkatan taqwa. Dan ketiga, ikhlas dalam menjalankan perintah Allah, Rasulallah dan para Imam. Izinkan saya untuk memberika penjelasan secara singkat ketiga hal yang mengantarkan diri menuju muttaqin.
1. Takwa berasal dari kata waqa-yaqi-wiqayah artinya memelihara diri. Diri itu dalam bahasa Arab disebut al nafs. Dan kata al nafs dalam al Qur'an mempunyai dua bentuk yaitu nafs al zahir dan nafs batin. Nafs zahir artinya memelihara diri secara fisik yaitu badan. Untuk mencapai ketaqwaan pada tingkatan ini manusia harus selalu memelihara dirinya dari hal-hal yang haram. Disamping itu juga harus menjaga kebersihan seperti mandi, berwudhu dan tayamum. Nafs batin adalah potensi batin yaitu hati, akal, ruh. Cara memelihara diri bentuk kedua ini melalui riyadhat al nufus (latihan spiritual), seperti shalat, puasa, zakat, zikir dan sebagainya. Jadi yang dimaksud dengan takwa adalah memelihar diri baik lahir maupun batin dengan melaksanakan yang diperintah dan menjauhi semua yang dilarang dengan niat ikhlas karena Allah semata.
2. Cara kedua untuk mencapai derajat takwa adalah dengan upaya dan kerja keras dalam melaksanakan perintah dan larangan-Nya itu. Salah satu cara yang paling utama adalah menuntut ilmu. Menuntut ilmu agama di negara kita banyak peluang. Pengajian dimasjid, di mushalla, majlis taklim dan berbagai tempat lainnya. Orang yang sangat sombong adalah mereka yang beribadah tanpa ilmu pengetuan. Rasulallah Saw bersabda: Mereka yang beramal tanpa ilmu, amalnya tidak akan diterima. Untuk itu saya mengajak kita semua untuk pergilah ke masjid dan tempat lain belajarlah tentang Islam. Sempatkanlah dalam satu minggu minimal mengaji satu kali. Jangan pernah berpikir kalau kita sudah shalat, puasa dan haji, islam kita sempurna tanpa didasari ilmu pengetahuan. Allah Swt Mengingatkan: Siapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka baginya akan memperoleh kehidupan yng sempit dan diakhirat akan dibutakan matanya. Lalu manusia ketika di akhirat bertanya; mengapa Engkau membutakan kami ? Allah berfirman: Kalian dulu waktu di dunia melupakan-Ku, maka hari ini kamupun terlupakan. Jangan beralasan dengan kesibukan di kantor, di kampus atau di tempat kerja, lalu kita tidak sempat mengaji, karena mengaji itu sangat penting. Ingatlah setiap saat umur kita selalu berkurang dan terus berkurang hingga tanpa sadar mautpun menghampiri kita. Imam Ali as ditanya mengapa alam yang kita hidup sekarang disebut dunia ? Imam Ali menjawab: Dunia artinya dekat atau; singkat, maka hidup didunia inipun sangat singkat dan sangat pendek. Siapa yang tidak dapat memanfaatkana waktu yang singkat ini, akan menyesal di akhirat.
3. Cara mencapai takwa yang ketiga adalah ikhlas. Rasulallah saw bersabda; Setiap manusia akan dibangkitkan di akhirat berdasarkan niatnya. Siapa yang beribadah dan beramal semata-mata karena Allah, ia akan memperoleh ganjaran dari Allah dan siapa yang beribadah dan beramal karena manusia, mintalah pahala dari manusia itu. Rasulallah Saw bersabda: nanti diakhirat ada tiga kelompok orang yang menghadap Tuhan. Yang pertama berkata: Ya Allah saya telah Engkau berikan rizki yang banyak dan dengan rizki itu telah saya nafkahkan anak dan isteri saya dan sebagiannya telah saya dermakan di Jalan-Mu, semua saya lakukan semata-mata ikhlas karena-Mu ! Allah menjawab: Engkau berdusta… Benar Aku telah memberikan rizki yang banyak kepadamu dan benar pula telah engkau nafkahkan anak dan isterimu dengan rizki itu dan benar juga kamu telah bersedekah kepada orang yang membutuhkan, tetapi semua kamu lakukan bukan karena Aku, tetapi agar mendapat pujian dari manusia, maka sekarang terimalah ganjarannya. Orang itu diseret dengan wajahnya diaspal dilemparkan ke dalam neraka. Yang kedua, berkata: Ya Allah Engkau telah memberikan ilmu kepadaku dan dengan ilmu itu pula aku telah mengajarkan manusia. Siang dan malam saya ajarkan manusia ilmu pengetahuan, seminar, diskusi dan berbagai kegiatan ilmiah, semua saya lakukan ikhlas karena-Mu ya Allah. Allah menjawab: Kamu berdusta, benar Aku telah memberikan kepadamu sedikit ilmu pengetahuan dan benar pagi dan siang bahkan malam engkau mengajari manusia, tetapi semua kamu lakukan agar kamu mendapat popularitas dan digelari sebagai seorang cendekiawan, dan semua itu telah kamu peroleh di dunia. Sekarang rasakan siksa-Ku. Manusia itu lalu diseret dengan kepala di aspal dan dicampakkan ke dalam neraka. Yang ketiga berkata: Ya Allah aku telah berjuang menegakkan agamamu berjuang melawan orang-orang kafir hingga aku mati syahid dan inilah buktinya dibaju penuh dengan darah. Semua ini aku lakukan ikhlas karena-Mu. Allah berfirman: Benar engkau telah pergi ke medan perang melawan orang-orang kafir, dan benar telah mati dengan penuh darah, tetapi semua kamu lakukan agar engkau disebut sebagai pemberani dan bila mati disebut sebagai pahlawan nasional dan itu telah kamu dapatkan. Ia pun diseret dengan kepalanya di aspal dan dimasukkan kedalam neraka.
Dari beberapa firman Allah, hadits dan ungkapan imam Ali as saya mengajak terutama diri dan kelaurga saya demikian pula untuk sahabat dan kerabat marilah kita pelihara diri dengan sebaik-baiknya, karena sebaik-baiknya karunia Tuhan adalah ketakwaaan di dalam diri. Raihlah takwa dengan ilmu, amal dan ikhlas. Tidak ada takwa tanpa amal dan tidak ada amal tanpa ilmu pengetahuan dan tidak ada ilmu pengetahuan yang bermanfaat dihadapan Tuhan kecuali dengan landasan ikhlas karena-Nya.

Salam dari Qom
Semoga kita semua selalu dalam selimut hidayath Allah Swt
Wassalam
M. Zuhdi Zaini dan keluarga

Monday, June 13, 2005

MUSYAWARAH WILAYAH NASYIATUL AISYIAH DKI JAKARTA

Pada tanggal 11-12 Juni 2005 di Wisma Pusdiklat Depsos, Jl. Margaguna Raya, Jakarta Selatan telah berlangsung Musyawarah Wilayah Nasyiatul AIsyiyah DKI Jakarta.

Acara Pembukaan dihadiri oleh Ketua PWM DKI Jakarta Bapak H. Husni Thoyar, M.Ag, Ketua PP NA Ibu Hj. Evi Sofia Inayati dan juga wakil dari Kanwil Departemen Agama DKI Jakarta.

Acara berlangsung dari tanggal 11 Juni hingga 12 Juni 2005, dan berlangsung dengan tertib dan lancar.

Saturday, June 04, 2005

BULLETIN NASYIAH JAKSEL - JUNI 2005

Qom. 21 Khurdot 1384 HS
11 Juni 2005 MS
Untuk: Kerabat dan Sahabat
Assalamualaikum Wr.Wb

Pengenalan diri

Dalam pengembaraan intelektual, titik kepuasan dengan menemukan kebenaran hakiki bukan suatu yang mudah. Studi banding dan kritis dilakukan melalui upaya falsifikasi terhadap semua teori dan konsep yang sudah ada bahkan sudah berlaku permanen di tengah masyarakat. Ulama atau mereka yang berilmu pengetahuan dalam pandangan Islam mempunyai kedudukan yang tinggi dan mulia bahkan nabi bersabda: Tinta ulama lebih utama daripada darah suhada. Saya bukanlah seorang peneliti yang mempunyai bekal cukup untuk melakukan pengkajian, namun setiap kali saya membaca suatu yang baru dan itu telah saya yakini sebagai kebenaran, ingin segera rasanya menyampaikan dan menginformasikan kepada semua sahabat. Ada dua hal yang saya inginkan dengan menyampaikan informasi ini, yaitu pertama, semoga sama-sama menikmati kebenaran walau tidak semua orang siap untuk menerimanya, dan kedua, apabila ternyata kebenaran yang kuyakini itu salah, sahabat tercinta akan meluruskan penemuanku itu.
Menurut kaum cendekiawan salah satu tugas ulama atau penulis adalah menyampaikan sesuatu yang dipandangnya benar dan bermanfaat. Agar dengan itu manusia akan berjalan menuju sinar hidayat Allah Swt. Dan sanggup keluar- walau dengan berat- dari Lumpur kesesatan menuju cahaya Islam. Rasulallah saw bersabda: Apabila Allah memberi petunjuk (hidayah) kepada seseorang itu lebih baik dari terbitnya matahari, atau lebih baik dari dunia dan seluruh isinya. Dengan bermodalkan hadits ini, keinginan untuk memberikan setetes pengetahuan yang pernah saya baca kepada semua sahabat semakin meningkat.
Tetapi pola hidup masyarakat kita telah diracuni oleh virus konsumerisme, materialisme dan hedonisme. Pornografi dan pornoaksi telah menyelimuti langit kebudayaan masyarakat Indonesia termasuk mereka yang tinggal jauh di pedesaan. Kadang kita risau dari mana perbaikan umat harus dimulai ? Apakah sesuatu yang telah diyakini dapat diterima dengan baik ? padahal dunia kemaksiatan telah menaungi kehidupan kita setiap hari. Al Qur'an mengingatkan: jika kamu mengikuti kebanyakan manusia dimuka bumi, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah (al An'an/6:116)
Salah satu yang selalu mengganggu pikiranku adalah tidak sedikit umat Islam yang salah dalam memaknai dunia dan mensikapinya. Sebagian diantara mereka menjadikan dunia sebagai tempat kebahagiaan abadi, hingga seakan ia tidak membutuhkan keabadian akhirat. Sebagian yang lain, karena kemiskinan dan penderitaan hidup yang dialaminya, menyebabkan ia mengejar dunia hingga melupakan tugasnya kepada Allah, padahal Allah selalu memberikan rizki kepadanya. Sebagian yang lain, dengan sedikit ilmu agama yang diketahuinya, tetapi ia menjual ayat-ayat Tuhan dengan nilai yang murah. Tidak sedikit muballig bahkan ulama yang tunduk dan terhina dihadapan orang yang kaya, naudzubillah. Sebagian kaum cendekiawan dan politisi menjadi corong penguasa yang zalim dan semua pendapat dan ungkapannya sebagai alat legalisasi penguasa untuk menindas rakyat kecil. Kepada mereka semua (semoga kita tidak termasuk diantara mereka) akan saya bacakan sebuah hadits Nabi Muhammad Saw: Ada enam hal yang menghapus amal seseorang: 1. Sibuk mencari dan membuka aib makhluk ( orang lain), 2. keras hati (tidak dapat menyerap nasehat),3. cinta kepada dunia ,4. kurang rasa malu, 5. panjang hayalan dan angan-angan serta 6. berbuat zhalim yang tidak berakhir.
Dunia ladang akhirat. Ladang bukan tempat menikmati hasil, tetapi tempat untuk bekerja. Kalau hari-hari kita di dunia dihabiskan untuk bekerja, insyaAllah hasilnya akan kita petik diakhirat. Hidup adalah perjuangan. Tidak ada hidup tanpa perjuangan. Perjuangan dalam berbagai bentuknya selalu penuh dengan rintangan dan cobaan. Siapa yang mampu mengatasi rintangan dan cobaan itu, akan menjadi pemenang. Nabi suci bersabda: Dunia itu indah dan menyenangkan. Siapa yang berusaha di dunia mencari harta yang halal dan ia menafkahkan sebagian haknya, maka Allah akan memberi ganjaran kepadanya dan disediakan surga untuknya. Dan siapa yang berusaha di dunia mencari harta yang tidak halal dan menafkahkan bukan pada haknya, maka tempat kembalinya adalah neraka.
Berjuang itu wajib, tetapi berjuang yang tidak sesuai dengan aturan Ilahi akan sia-sia. Saya kadang memperhatikan seorang yang sejak pagi buta berangkat dari rumahnya mencari harta dengan meninggalkan kewajiban agamanya dan kembali kerumahnya setelah matahari terbeman, namun kenyataan hidupnya tidak mencukupi juga. Dunia dikejar belum tentu didapat, akhirat ditinggal, pasti tersesat. Rasulallah Saw bersabda: Dunia adalah rumah bagi mereka yang tidak mempunyai rumah, dunia adalah harta bagi mereka yang tidak berharta dan dunia adalah tempat berkumpul bagi mereka yang tidak berakal. Siapa yang menjadikan dunia ini sebagai rumahnya, semua yang dimilikinya hanya untuk kebutuhan dunianya, saat ia pulang ke kampung (akhirat) ia tidak mempunyai rumah. Siapa yang menjadikan dunia ini sebagai hartanya, dunia dipelihara dan di simpan, saat menjumpai Tuhan ia tidak mempunyai harta sedikitpun dan siapa yang berkumpul dan bersenang-senang di dunia dan melupakan akhirat, adalah orang yang tidak berakal, karena semua orang yang berakal tahu bahwa dunia ini sementara.
Apakah dunia ini hina ? tidak. Lalu mengapa dunia digambarkan penuh dengan kesusahan dan kenistaan ? Yang dimaksud disini bukan dunia dalam arti materi, tetapi dunia dalam arti pandangan sejenak dan berpikirkan pendek. Imam Khomaini berkata: Semua pekerjaan dunia yang diniatkan untuk akhirat, maka disebut amal akhirat, sedangkan pekerjaan akhirat yang diniatkan untuk mengejar dunia disebut amal dunia. Dalam konsteks ini Nabi berpesan: Mencintai dunia adalah induk segala kesalahan. Menurut hemat saya yang diperlukan sekarang adalah meluruskan pandangan dan sikap dalam hidup di dunia. Nabi berpesan : Perbaikilah duniamu dan beramallah untuk akhiratmu seakan-akan engkau mati besok. Lebih lanjut Nabi bersabda: cukuplah bagi seseorang dalam hidupnya di dunia, seperti bekal seorang musafir. Salah satu sifat orang yang beriman adalah menebar kebaikan ditengah masyarakatnya. Dengan berbuat baik berarti ia telah memperbaiki dunianya.
Zaman ini adalah zaman edan. Wanita yang memakai busana muslimah disebut memenjara kebebasan dan tidak emansipasif, sedangkan membuka aurat dan mempertontonkan kehormatan disebut sesuai perkembangan zaman. Muth'ah dan poligami dicerca sedangkan berzina dan melacur dianggap sudah biasa. Mendalami agama tertinggal zaman, meninggalkan agama kemajuan. Ulama berpolitik disalahkan, tetapi politisi membohongi rakyat sebuah kenyataan. Kemaksiatan ditengah masyarakat sudah zamannya, konsisten menjalankan agama fanatic dan stagnan. Kejujuran dicurigai, sedangkan korupsi dan manipulasi dilegalkan
Dalam kondisi seperti ini, kita dituntut untuk selalu menebar kebaikan dan kebaikan. Kebaikan terwujud dalam dua bentuk seimbang yaitu amar ma'ruf dan nahi munkar. Mengajak orang lain berbuat ma'ruf dan mencegah orang lain berbuat munkar itulah kebaikan. Meninggalkan salah satu dari dua sayap kebaikan itu akan terjadi ketimpangan. Tugas berikutnya dalam menata hidup di dunia adalah beramal, berkerja dan berbuat. Kebaikan tidak cukup diinformasikan, tetapi harus dilakukan dan diaplikasikan dalam alam nyata. Al Qur'an menghina orang yang hanya pandai berkata, tetapi tidak beramal. Atau menyuruh berbuat baik, tetapi dirinya berbuat buruk. Menebar kasih dan membangun kebajikan cermin dari syukur dan kesabaran. Nabi Muhammad Saw bersabda: Ada dua hal, apabila kedua itu ada pada dirinya dinilai sebagai orang yang bersyukur dan bersabar dan bila tidak ada dua hal itu, ia tidak bersyukur dan tidak sabar. Dua hal itu adalah: Pertama, Siapa yang memandang dalam urusan agamanya kepada orang yang lebih tinggi kualitas agamanya serta mengikutinya. Kedua, orang yang memandang dalam urusan dunia kepada orang yang lebih kurang dari dirinya, lalu ia memuji Allah atas karunia yang ada padanya. Siapa yang mempunyai dua sifat ini dicatat oleh Allah sebagai orang yang bersyukur dan bersabar. Sebaliknya, siapa yang memandang dalam urusan agamanya kepada orang yang kurang dari dirinya dan memandang dalam urusan dunia kepada orang yang lebih kaya dari dirinya, maka ia akan selalu bersedih. Orang semacam ini tidak dicatat sebagai orang yang bersyukur dan sabar.
Hidup di dunia ini adalah sementara, itu sudah pasti. Setiap orang yang berakal tahu bahwa dunia ini tidak abadi. Tidakkah manusia memperhatikan rambutnya ? satu demi satu berubah menjadi putih. Perubahan itu tidak terasa. Seperti itulah umur setiap hari berkurang tanpa terasa tapi pasti. Orang yang cerdas adalah mereka yang dapat mengambil pelajaran dari semua fenomena disekitarnya. Ada dua hal yang sangat dibenci manusia yaitu kematian dan kekurangan harta. Padahal kematian lebih baik dari fitnah dan cobaan hidup di dunia. Manusia benci kepada sedikit harta, padahal sedikit harta sedikit pula hisab di akhirat. Manusia hidup antara dua hari; hari pertama telah dilaluinya, pada hari itu amalnya telah selesai dan ia tidak dapat beramal lagi karena hari telah berlalu. Semua amal pada hari yang telah lalu menunggu waktu penghisaban. Hari kedua adalah hari yang akan datang atau hari yang tertinggal , pada hari yang akan datang ia tidak tahu apakah usianya sampai atau tidak. Kalau kita tahu bahwa hidup Cuma dua hari mengapa tidak segera berbuat baik untuk kebaikan orang lain. Dan jangan sekali-kali menunda kebaikan pada masa yang belum tentu kita sampai kepadanya.
Sekali lagi, yang diperlukan dalam penataan hidup di dunia adalah meluruskan pandangan terhadap hakikat kehidupan di dunia ini. Sering kali manusia tidak tahu makna hidup ini hingga ia salah dalam mensikapi hidup di dunia. Dan ada pula orang yang salah dalam memandang dunia ini hingga salah pula dalam menjalani hidup di dunia ini. Nabi Muhammad Saw bersabda: Seandainya kalian mengetahui dunia ini seperti pengetahuanku, pasti kalian sedikit tertawa dan banyak menangis dan kalian tidak enak makan dan minum. Pada kesempatan lain Nabi mengingatkan kita: saat kita meninggal dunia ada tiga hal yang mengantarkan kita ke kubur, dua akan kembali kerumah dan satu akan bersama kita di kubur. Dua yang kembali kerumah adalah keluarga dan harta kita, sedangkan yang setia dengan kita amal yang pernah kita lakukan, baik atau buruk.

Dari kampung nan jauh di negeri seberang.
Ada kerinduan untuk perjumpaan, tetapi aku lebih rindu kepada keshalihan. Semoga Saudaraku semua merindukan pertemuan dengan kekasih abadi, Allah Swt. Amien.
Wassalam

M. Zuhdi Zaini dan keluarga.